Rizal Nasti
Lahir di
Kota Pinang, Sumatera Utara, pada tahun 1958. Pemberontakan tengah gencar di
seluruh penjuru Negeri. “Saya lahir di dalem Bungker (lubang dalam tanah),
waktu itu demi keamanan, semua wanita dan anak-anak disuruh masuk ke Bungker”,
ujar beliau. Rizal Nasti lahir dengan ayah dan ibu yang berprofesi sebagai
seorang pedagang. Tidak seperti kebanyakan anak di Kota Pinang, bang Rizal
memulai sekolah dengan masuk ke TK (Taman Kanak-kanak) selama 2 tahun, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 1969. Hal tersebut tak lepas
dari kedua orangtuanya yang beranggapan bahwa sekolah itu penting. Pada tahun
yang sama pula, kedua orangtuanya memutuskan untuk pindah ke jakarta karena
alasan ekonomi.
Di
Jakarta, bang Rizal dan kedua orangtuanya tinggal dan menetap di daerah Kali
Anyar, Tambora, Jakarta Barat, yang jaraknya relatif dekat dengan lokasi
Gelanggang Remaja Jakarta Barat. Rizal Nasti meneruskan Sekolah Menengah Pertama
di SMPN 21 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 19 Jakarta. Yang menarik,
bang Rizal, begitu ia biasa disapa, sudah membudayakan membaca sejak kecil. “Orang
laen di Kali Anyar belom pada baca, keluarga saya udah langganan koran”,
lanjutnya.

Setelah
genap 12 tahun mengenal dan mendalami teater, tepatnya pada tahun 1980, bang
Rizal membentuk dan memberanikan diri untuk menyutradarai sebuah grup teater, Study
Teater 24. Teater ini mulanya adalah grup teater dari SMEA 24 yang kini telah
berubah namanya menjadi SMKN 42. Hingga kini, Study Teater 24 telah meraih
banyak penghargaan di berbagai ajang festival teater.
Suksesnya
sebagai sutradara berbanding lurus dengan kesuksesannya memimpin INDRAJA,
hampir selama 15 tahun beliau memimpin asosiasi teater di Jakarta Barat ini.
Bagaimana tanggapan kalian perihal INDRAJA dewasa ini? Itulah hasil kerja keras
bang Rizal dan semua warga INDRAJA yang membuat Ikatan Drama Jakarta Barat kita
tercinta menjadi lebih baik, di dalam maupun di luar.
The best .. seorang kepala suku yg mumpuni ..
BalasHapus