Selasa, 19 Maret 2013

The Greatest, Bravest, Coolest Man Ever !! Rizal Nasti


Rizal Nasti



              
          Lahir di Kota Pinang, Sumatera Utara, pada tahun 1958. Pemberontakan tengah gencar di seluruh penjuru Negeri. “Saya lahir di dalem Bungker (lubang dalam tanah), waktu itu demi keamanan, semua wanita dan anak-anak disuruh masuk ke Bungker”, ujar beliau. Rizal Nasti lahir dengan ayah dan ibu yang berprofesi sebagai seorang pedagang. Tidak seperti kebanyakan anak di Kota Pinang, bang Rizal memulai sekolah dengan masuk ke TK (Taman Kanak-kanak) selama 2 tahun, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 1969. Hal tersebut tak lepas dari kedua orangtuanya yang beranggapan bahwa sekolah itu penting. Pada tahun yang sama pula, kedua orangtuanya memutuskan untuk pindah ke jakarta karena alasan ekonomi.
             Di Jakarta, bang Rizal dan kedua orangtuanya tinggal dan menetap di daerah Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat, yang jaraknya relatif dekat dengan lokasi Gelanggang Remaja Jakarta Barat. Rizal Nasti meneruskan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 21 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 19 Jakarta. Yang menarik, bang Rizal, begitu ia biasa disapa, sudah membudayakan membaca sejak kecil. “Orang laen di Kali Anyar belom pada baca, keluarga saya udah langganan koran”, lanjutnya.
               Beberapa tahun setelah lulus SMA, tepatnya di tahun 1978, bang Rizal mulai mengenal Gelanggang dan INDRAJA (Ikatan Drama Jakarta Barat) yang sudah berumur 4 tahun sejak pertama kali didirikan pada tahun 1974. Sebagai pemain, bang Rizal pernah bergabung dengan banyak grup teater, salah satunya adalah Teater Kwadrat yang di sutradarai Ch. Cheme Ardi. Di Kwadrat, bang Rizal berhasil meraih banyak penghargaan grup dan individu. Di Kwadrat juga, beliau bertemu dengan istrinya yang notabene adalah lawan mainnya di Teater Kwadrat.
          Setelah genap 12 tahun mengenal dan mendalami teater, tepatnya pada tahun 1980, bang Rizal membentuk dan memberanikan diri untuk menyutradarai sebuah grup teater, Study Teater 24. Teater ini mulanya adalah grup teater dari SMEA 24 yang kini telah berubah namanya menjadi SMKN 42. Hingga kini, Study Teater 24 telah meraih banyak penghargaan di berbagai ajang festival teater.
             Suksesnya sebagai sutradara berbanding lurus dengan kesuksesannya memimpin INDRAJA, hampir selama 15 tahun beliau memimpin asosiasi teater di Jakarta Barat ini. Bagaimana tanggapan kalian perihal INDRAJA dewasa ini? Itulah hasil kerja keras bang Rizal dan semua warga INDRAJA yang membuat Ikatan Drama Jakarta Barat kita tercinta menjadi lebih baik, di dalam maupun di luar.

1 komentar: