Senin, 02 Agustus 2021

HUMAN RELATIONS : STRATEGI MENGHADAPI STRES

Catatanku bersma Ibu Serepina Tiur Maida, S. Sos., M.Pd., M.I.Kom Menjelang UAS

Arsha Dwi Sulistio / 183124350070015 / Fakultas Ilmu Komunikasi / Universitas Mpu Tantular

Definisi Stres

            Menurut McGrath dalam Weinberg dan Gould (2003 : 81), stress didefinisikan sebagai “a substantial imbalance between demand (physical and/or psychological) and response capability, under conditions where failure to meet that demand has importance consequences”. Artinya, stres akan muncul pada individu bila ada ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Belum tentu semua individu yang mengalami ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan tersebut akan menjadikannya stres. Suatu stimulus yang sama akan direspons secara berlainan oleh individu yang berbeda. Artinya, tidak semua stimulus akan direspons menjadi stres oleh semua individu. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mensikapi setiap situasi, kemampuan meredam stimulus, dan pengalaman hidupnya. Selain itu, tingkat kepekaan (sensitivitas) dan daya toleransi individu terhadap stimulus yang dapat menimbulkan stres juga ikut berpengaruh. Pada dasarnya setiap individu memiliki ambang rangsang terhadap stres yang berbeda-beda dalam setiap situasi. Suatu stimulus pada saat tertentu akan menimbulkan stres, tetapi pada situasi yang berbeda tidak menimbulkan stres.

            Selain itu secara garis besar ada empat pandangan mengenai stres, yaitu : stres merupakan stimulus, stres merupakan respon, stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan, dan stres sebagai hubungan antara individu dengan stressor.

            a) Stres Sebagai Stimulus

            Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan (environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas sedangkan individu merupakan variabel terikat. Secara visual konsepsi ini dapat digambarkan sebagai berikut



                Stress sebagai stimulus dapat dicontohkan: lingkungan sekitar yang penuh persaingan, misalnya di terminal dan stasiun kereta api menjelang lebaran. Mereka yang ada di lingkungan tersebut, baik itu calon penumpang, awak bus atau kereta api, para petugas, sulit untuk menghindar dari situasi yang menegangkan (stressor) tersebut. Hal serupa juga dapat diamati pada lingkungan di mana terjadi bencana alam atau musibah lainnya, misalnya banjir, gunung meletus, ledakan bom di tengah keramaian dan sebagainya.

            b) Stres Sebagai Respon

            Konsepsi kedua mengenai stres menyatakan bahwa stres merupakan respon atau reaksi individu terhadap stressor. Dalam konteks ini stres merupakan variable tergantung (dependen variable) sedangkan stressor merupakan variable bebas atau independent variable. Berdasarkan pandangan dari Sutherland dan Cooper, Bart Smet menyajikan konsepsi stres sebagai respon sebagai berikut



            Respon individu terhadap stressor memiliki dua komponen, yaitu: komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat. Respon - respons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain atau ketegangan.

            c) Stres Sebagai Interaksi Antara Individu Dengan Lingkungan

            Menurut pandangan ketiga, stress sebagai suatu proses yang meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara individu dengan lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional. Dalam konteks stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak dipandang sebagai stimulus maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses di mana individu juga merupakan pengantara (agent) yang aktif, yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku kognitif dan emosional

             Konsep stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3 menggambarkan reaksi individu terhadap stressor yang sama, ternyata bisa berbeda dan gambar 4 menggambarkan reaksi beberapa individu terhadap stressor yang sama, ternyata juga bisa berbeda-beda.


             d) Stres Sebagai Hubungan Antara Individu Dengan Stressor

            Stres bukan hanya dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada di lingkungan. Bahwa stressor juga bisa berupa faktor-faktor yang ada dalam diri individu, misalnya penyakit jasmani yang dideritanya, konflik internal, dst. Oleh sebab itu lebih tepat bila stres dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor, baik stressor internal maupun eksternal. Menurut Maramis, stress dapat terjadi karena frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis.



            Konsep yang menyatakan bahwa stress merupakan hubungan antara individu dengan stressor dapat diperjelas dengan visualisasi dengan bagan berikut ini

 

 

Faktor Yang Mempengaruhi Stres

          Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stres karena menemui banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stres dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber. Beberapa ahli medis dan psikologi memberikan pernyataan penelitiannya berkaitan dengan penyebab stres, antara lain :

1. Faktor Biologis

            Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness model. Model ini memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres dan gangguan psikofisiologis terkait dengan lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis seperti misalnya genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita membuat suatu organ tertentu menjadi lebih lemah daripada organ lainnya, hingga akhirnya rentan dan mudah mengalami kerusakan ketika individu tersebut dalam kondisi tertekan dan tidak fit .

            Selain itu faktor genetik fisik, seperti riwayat hidup, pola tidur, pola makan, kelelahan, penyakit yang sedang diderita dan bentuk postur tubuh. Orang yang mengalami insomnia, cenderung mengalami stress, mengingat jam istirahat yang minim berakibat mempengaruhi siklus kehidupan dan siklus hormon tubuh, Maka dokter seringkali memberikan rekomendasi bagi yang mengalami insomnia adalah diberikan obat tidur, dengan tujuan memiliki jam istirahat yang cukup.

2. Faktor Psikologis

            Faktor psikologis seperti negative thinking, sikap permusuhan, iri hati, dendam, frustrasi, kegagalan, kekecewaan, dan sejenisnya dapat menjadi stresor psikologis pada sebagian individu. stressor psikologis dapat juga meliputi faktor persepsi, perasaan dan emosi, situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup dan perilaku.

3. Faktor Lingkungan

            Faktor lingkungan bermasyarakat sebagai bagian dari makhluk sosial akan menjadi pemicu stress. Lingkungan fisik akan berdampak positif dan negatif bagi individu. Lingkungan masyarakat dengan pola kehidupan kasar (konsumsi alkohol, kata kotor, kata kasar, perkelahian, pencurian) akan memberikan dampak negatif bagi lingkungannya. Lingkungan sosial yang berdampak bisa dirasakan dari pertemanan lingkungan tempat tinggal, sekolah, rekan kerja dan kesamaan hobi.


Usaha-usaha Mengatasi Stres

                Untuk mengurangi stress yang munculdalam diri setiap individu, yang pertama dan utama adalah mengetahui penyebab timbulnya stres. Dengan mengetahui penyebabnya, akan mempermudah dalam menentukan cara mengurangi stres yang muncul pada diri individu.

1. Asupan makanan dipercaya mampu memperkecil tingkat stres. Gizi yang sehat akan menghasilkan tubuh yang sehat dan tentunya memiliki otak yang sehat pula.

2. Olahraga. Olahraga diyakini secara efektif memberikan rangsangan rileks dan mempengaruhi kadar endorphin untuk menghilangkan rasa sakit sehingga menimbulkan rasa senang.

3. Banyak berinteraksi dengan orang lain. Pada masa saat ini menjadikan manusia untuk    lebih sering menghabiskan waktu dengan gadgetnya, maka untuk menghindari stres disarankan untuk banyak berinteraksi sosial karena manusia adalah makhluk sosial, namun tetap penggunaan gadget harus dengan bijak dan waktu yang cukup, terlalu sering menggunakan gadget juga dapat menimbulkan penyakit dan stres.

4. Berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan. Karena diri kita sendirilah pemegang control maka kita sendirilah yang memutuskan untuk terlibat dalam lingkungan yang positif atau masuk dalam lingkungan yang negatif.

5. Tawa dan sukacita. Seperti memilih tontonan yang lucu dan komedi, pilihlah percakapan yang berkualitas dengan teman-teman, menghabiskan waktu dengan orang-orang tersayang seperti keluarga dan kekasih.

6. Refreshing. Refreshing bisa dilakukan dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan tipe individu, resfreshing bisa dengan berpergian ke tempat-tempat wisata yang indah, mendengarkan musik relaksasi dan lain-lain.

7. Melakukan kegiatan hobi. Hobi diperuntukkan untuk dapat mengalihkan sejenak dari permasalahan yang menyebabkan stres, dengan hobi kita dapat dialihkan ke arah yang positif dan menyenangkan.

8. Kegiatan keagamaan. Dengan beribadah dapat memberikan kesejukan hati,meneduhkan pikiran dan solusi dari masalah-masalah yang ada yang menyebabkan stres.


            Berikut juga cara mengatasi stres dan mencapai jiwa yang sehat yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia



 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amelia, Reski. 2020. Faktor Stres & Cara Mengatasi. Jakarta : Pustaka Taman           Ilmu. Diakses melalui aplikasi iPusnas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Budi, Hengki Irawan Setia. 2020. Manajemen Konflik Mengelola Marah &        Stres Secara Bijak. Yogyakarta : Deepublish. Diakses melalui aplikasi    iPusnas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Musradinur. 2016. Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.    2(2). 187 – 192. Diakses pada tanggal 30 Juli 2021 pukul 18. 44 melalui       PDF.

Sukadiyanto. 2010. Stress Dan Cara Menguranginya. 56-63. Diakses pada       tanggal 30 Juli 2021 pukul 20.07 melalui          https://media.neliti.com/media/publications/82176-none-436d0808.pdf

Rabu, 26 Agustus 2020

Pendidikan Jarak Jauh, Tri Dharma Semakin Jauh

Oleh ARSHA D. SULISTIO


            Pandemi COVID-19 membuat seluruh aspek kehidupan manusia terpaksa melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk tetap ‘hidup’, tak terkecuali dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi yang mencoba mengatasi situasi sulit ini dengan metode kuliah jarak jauh dengan teknologi internet atau e-learning. Hampir semua perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta menerapkan metode yang sama.

    Memanfaatkan teknologi internet sebagai solusi tidak melulu berjalan dengan lancar. Dominasi internet pada dunia pendidikan menghadirkan masalah baru. Dapat disimpulkan bahwa maraknya virus corona telah menyebabkan terjadinya sebuah perubahan sosial di masyarakat khususnya bagi dunia pendidikan, di mana salah satunya dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi. Masyarakat, dari tidak bisa dan tidak biasa terpaksa menjadi bisa dan biasa, hingga akhirnya menjadi bagian dari budaya baru itu sendiri.

    Perkembangan teknologi yang hadir di tengah masyarakat modern saat ini, tampaknya telah diprediksi jauh hari oleh seorang filsuf Marshall McLuhan pada tahun 1962, lewat Teori Determinisme Teknologi, melalui tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (Surahman, 2016). Dasar teori ini adalah perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi, akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, teknologi membentuk cara berpikir, berperilaku dan bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi selanjutnya dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya telah mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan, eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi.

    Bertolak dari teori tersebut, komunikasi digital yang kini telah menjadi bagian dari masyarakat modern, telah berhasil membuat perubahan terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri. Terlebih bagi pengenjawantahan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan tinggi. Komunikasi digital membuat masyarakat memiliki ketergantungan terhadap gawai atau telepon pintar. Contoh nyata, saat Anda bangun di pagi hari, ponsel adalah barang pertama yang dicari meski hanya sekedar untuk membaca pesan yang diterima atau update status di media sosial.

    Kehadiran internet membawa virus hiperealitas dengan gejala pengaburan realitas sehingga seringkali citra lebih dipercaya ketimbang fakta. Hal ini oleh Jean Baudrillard disebut sebagai simulakra. Secara sederhana, simulakra adalah penampakan sesuatu yang tak sebagaimana adanya.

    Kelas online dan simulakra ini juga yang memberikan tantangan bagi seluruh civitas akademika untuk mempertanyakan kembali apakah pengamalan Tri Dharma dalam situasi sekarang adalah hal yang nyata atau hanya citra.

Pendidikan dan Pengajaran

    Undang – undang tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

    Dari pengertian diatas, kelas online yang seolah menghilangkan jarak diantara dosen dan mahasiswa justru mempertebal dinding kemungkinan proses pengajaran dan pembelajaran menjadi tidak efektif.

Penelitian dan Pengembangan

    Penelitian dan pengembangan juga sangatlah penting bagi kemajuan perguruan tinggi, kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara. Dari penelitian dan pengembangan maka mahasiswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Pada penelitian dan pengembangan mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam menjalankan perannya sebagai agent of change.

    Internet yang seolah memperluas daya jelajah mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan dari proses pendidikan justru menyuntikkan virus kemalasan kepada mahasiswa. Dengan kelas yang hadir dalam smartphone, mahasiswa akan lebih tertarik untuk melihat video streaming, belanja online, atau sekadar membalas chat dari sang kekasih.

Pengabdian Masyarakat

    Menurut undang – undang tentang pendidikan tinggi, pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Paradoks dengan pengertian tersebut, internet justru membentuk mahasiswa menjadi semakin individualis dan menumpulkan kepekaan sosialnya.

     Pesatnya teknologi komunikasi dan informasi menggerus interaksi akademis dan sosial antar civitas akademika yang selama ini jadi ruang untuk meredam kesalahpahaman dalam proses pendidikan dan pengajaran. Forum musyawarah yang tergantikan oleh chatting dan telekonferensi yang seringkali gagal fokus membuat penelitian dan pengembangan menjadi semakin sulit dilakukan. Segalanya ingin didapatkan secara instan.

    Perihal poin ketiga Tri Dharma tentang pengabdian kepada masyarakat, internet dan simulakra membuat kita yakin bahwa yang kita lakukan adalah seolah seperti sebuah pengabdian. Tapi perlu kita pikirkan kembali apakah itu benar sebuah pengabdian atau hanya demi sebuah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individual.

    Paling akhir, semoga kita selalu ditunjukan oleh tuhan bahwa yang benar itu memang benar dan diberikan kekuatan untuk melakukannya. Juga ditunjukan bahwa yang salah itu salah dan diberikan kekuatan untuk menjauhinya. Semoga

Jumat, 23 Desember 2016

Diangka 21.

Diangka 21.

Fabiayyi alaa 'iraabikumaa tukadzdziban. Terlalu banyak nikmat Tuhan yang Aku dustakan. Tanpa Aku sadari selama 21 tahun hidup, aku telah begitu banyak mendustakan nikmat Tuhan yang dengan begitu masif dianugerahkan kepadaku yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Dalam beberapa tulisan yang lalu ternyata begitu nampak dengan jelas hasrat di diriku. Betapa aku terlalu fokus pada apa yang ingin aku raih, sehingga melupakan apa yang sudah aku dapatkan.

Diangka 21. 25 Desember selalu terasa spesial karna berdekatan dengan pergantian tahun. Terasa spesial karena ini selalu bisa jadi momentum untuk menutup tahun ini dan menatap tahun depan dengan segala hal yang baik. Setidaknya, cukuplah baik menurutku sendiri. Hasil studi bersama teman-teman di Study Teater 24 dengan materi naskah drama "Mega-Mega" karya Arifin C. Noer, telah banyak memberikan sesuatu kepadaku di tahun ke 21 ini. "Kita tidak pernah mendapatkan, tetapi selalu saja merasa kehilangan" begitulah bunyi potongan dialog dalam naskah tersebut yang Aku secara pribadi memaknainya sebagai suatu bentuk kesadaran bahwa kita telah luput untuk sekedar bersyukur.

Photo Courtesy of Google.
Diangka 21. Tanpa mengurangi rasa syukur, sebenarnya ada sebagian yang hilang pada diriku. Tahun ini Aku merasakan sebuah kehilangan yang tak pernah aku coba bayangkan sekalipun. Kehilangan yang membuatku tak tau lagi apa yang harus Aku lakukan. Betapa tidak, setelah hampir 5 tahun bersama, lalu tiba-tiba Aku dipaksa untuk berhenti. Aku dipaksa melupakan. Yang paling menyakitkan adalah, tak ada alasan buatku untuk berhenti dan melupakan. Satu Do'aku yang selalu aku panjatkan adalah agar Kamu yang terkasih senantiasa mendapat bahagia atas apapun yang telah dan akan Kamu lakukan.

Diangka 21. Sampai waktunya tiba nanti, mudah-mudahan Aku bisa menjalani hidup dengan iringan rasa syukur. Tapi bukan berarti tanpa harapan, harapanlah justru yang secara tidak langsung memaksaku untuk terus bersyukur senantiasa.

Diangka 21. Fabiayyi alaa 'iraabikumaa tukadzdzibaan. Aku tidak mau mendustakan nikmat yang luar biasa ini. Nikmat panjang umur, nikmat sehat, nikmat berpikir, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat lainnya yang mungkin miliaran jumlahnya.

Diangka 21. Dengan menyebut nama Allah, Tuhan segala maha, Aku siap menjalani sisa waktu dengan sebaik-baiknya sebagai perjawantahan rasa syukur.


Diangka 21. Paling akhir, semoga segala yang Aku semogakan dan yang semua orang sekitarku semogakan untukku sesuai dengan rencana yang digariskan sang pencipta alam semesta. Semoga..

Jumat, 07 Oktober 2016

Naskah Drama "SOSIAL MEDIA" karya : Arsha D. Sulistio

I
SETTING PANGGUNG NAMPAK SEPERTI ‘RUANG KAMAR PRIBADI’ PUTRI. ADA EMPAT BUAH LAYAR KECIL BERBENTUK PERSEGI PANJANG DISEKELILING PUTRI. LAYAR-LAYAR INI SALAH SATU FUNGSINYA SEBAGAI LAYAR HANDPHONE YANG DITAMPILKAN MELALUI PROYEKTOR. PERTUNJUKAN DIMULAI KETIKA TERDENGAR K TANDA NOTIFIKASI DARI HANDPHONE PUTRI BUNYI TANDA TERSEBUT SEMAKIN LAMA SEMAKIN CEPAT DAN SEOLAH MENGINTIMIDASI PUTRI.

Putri-Putri : Putri!
Putri : Putri?
Putri-putri : Putri!
Putri : Putri ?
Putri-putri : Putri !

SATU PERSATU GAMBAR PADA LAYAR-LAYAR KECIL MENYALA, MEMPERLIHATKAN GAMBAR BEBERAPA SOSIAL MEDIA YANG POPULER DIKALANGAN REMAJA SAAT INI. TERLIHAT PUTRI SEDANG ASYIK MEMAINKAN SMARTPHONENYA. PUTRI ASYIK DALAM DUNIA BARU YANG DIA TEMUKAN DIDALAM HANDPHONENYA. DIA SEPERTI MENDAPATI BAHWA KEBAHAGIAAN ADA DI HANDPHONENYA.

Sosial Media : kau luar biasa Putri.
Putri : tidak, aku biasa saja.
Sosial Media : Tanpa aku dan handphonemu, Ya. Tapi bersamaku dan handphonemu, kau terlihat seperti seorang putri rupawan yang duduk di istana Maya nan megah.
Putri : waaah (terpesona), tapi aku tidak secantik yang kau katakan.
Sosial Media : Tanpa aku dan handphonemu, Ya. Tapi bersamaku dan handphonemu, kau akan berubah menjadi seorang putri yang cantik rupawan.
Putri : Bagaimana caranya?
Sosial Media : Ambil Handphonemu dan berfoto lah.
Putri : Baik aku coba. (setelah berfoto) bagaimana selanjutnya?
Sosial Media : Lihatlah ..

PADA LAYAR NAMPAK MUNCUL SEBUAH GAMBAR APLIKASI EDITING FOTO YANG MAMPU MERUBAH PUTRI MENJADI LUAR BIASA CANTIK

Putri : ini aku?
Sosial Media : kau tampak jauh lebih cantik bukan?
Putri : ini aku kan?
Sosial Media : memang secantik itulah dirimu jika sedang ada dalam duniaku. Dunia yang ada dalam handphonemu.
Putri : kalau begini aku jadi betah dan ingin tinggal berlama-lama disini.
Sosial Media : Kau boleh tinggal selama yang kau mau. Kaulah Putri pemilik istana ini. Sekarang aku akan membantumu agar penampilanmu wahai putri istana maya bisa dilihat oleh putri-putri yang nantinya akan begitu iri melihat begitu luar biasanya dirimu.
Putri : bagaimana caranya?
Sosial Media : bersamaku semua akan sangat mudah
Putri : Bersamamu akan sangat mudah?
Sosial Media : akan sangat mudah.
Putri : bagaimana?
Sosial Media : oia, selain putri-putri dari istana lain, kau juga akan dilihat oleh pangeran-pangeran rupawan yang juga akan berkunjung ke istanamu
Putri : Pangeran?
Sosial Media : ya. Siapa pangeran impianmu yang ingin aku hadirkan?
Putri : Ah kau sudah tau jawabannya pasti.
Sosial Media : hahahaha tentu saja dong. Yang ini kan? Atau yang ini? (pada layar Nampak slide show foto-foto beberapa artis idola remaja)
Putri : iya yang itu. Kau betul-betul mengerti kesukaanku. Eh, sedari tadi kau membicarakan istana kan? Memangnya aku punya istana?
Sosial Media : Tak sadarkah kau telah membangun istana? Tak sadarkah kau sudah jadi seorang putri rupawan?
Putri : tidak, siapa yang membangunnya? Siapa yang menjadikanku seorang putri rupawan?
Sosial Media : Kau
Putri : aku? Dimana aku membangunnya?
Sosial Media : Dalam kepalamu. Dalam mimpi-mimpimu. Dalam handphonemu. Dalam duniaku.
Putri : waaaaah, pasti bahagia
Sosial Media : tentu saja bahagia. Aku akan menunjukannya kepadamu. Ambilah handphone.

PUTRI MENGAMBIL HANDPHONENYA.

Sosial Media : (kepada layar) tunjukkan kepada sang putri istananya yang megah.
DUA BUAH LAYAR MENYATU, MENAMPILKAN VIDEO SEBUAH ISTANA. DITENGAH VIDEO TERSEBUT, MUNCUL PESAN YANG BERISI “Maaf, Kuota Internet kamu sudah habis ya. Kalau kamu masih mau menjadi Putri cantik pemilik Istana Maya, beli lagi dong paketan internetnya. Ingat ya, beli! Jangan numpang dan cari Wi-fi gratis. Kalau gapunya uang, minta sama ibu dan bapak lo!!”
PESAN TERSEBUT DIIKUTI DENGAN BUNYI MUSIK DAN REDUP LAMPU YANG MUNCUL DAN TENGGELAM BERIRINGAN SEBAGAI TANDA AKHIR ADEGAN 1.
MUSIK
II
PUTRI MASUK DALAM RUANG SIDANG. PERSIDANGAN TENTANG DIRINYA YANG DIDAKWA TELAH MEMBUNUH DIRINYA SENDIRI DENGAN RACUN PENGARUH SOSIAL MEDIA
Bapak : Saudari Putri. Didakwakan bersalah karna telah membunuh perkembangan dirinya sendiri dengan racun pengaruh social media. Terdakwa juga dianggap terlalu asyik dengan dunianya dan terlalu mencintai dirinya sendiri. Terdakwa telah melenceng jauh dari harapan semua orang-orang yang mencintai dirinya, bahwa kelak akan jadi seorang yang rajin pintar dan berguna bagi orang sekitar.

Untuk melihat secara penuh >>

https://docs.google.com/document/d/1okdA7xxrkncQf4KGjIhcoKMU9gFZlL_QEu4PYNJC4sY/edit?usp=sharing



Naskah ini terinspirasi dari hasil ketertarikan Penulis terhadap beberapa naskah yang pernah dibaca atau dipentaskan oleh Penulis.
Diselesaikan di Krendang, Tambora, Jakarta Barat.
Sabtu, 08 Oktober 2016
11.32 Wib


Arsha Dwi Sulistio
0895 1633 3531 | arshadwi25@gmail.com
Line ID & Instagram : acadwi

Rabu, 24 Desember 2014

TAHUN KE-19 RETROSPEKSI DAN EKSISTENSI



TAHUN KE-19



RETROSPEKSI DAN EKSISTENSI


Genap 19 Tahun yang lalu dilahirkan, genap 19 tahun hidup. Tak ada yang kekal memang dalam hempasan waktu, siang akan jadi malam, terang akan jadi gelap, dan muda akan segera menjadi tua.

Dilahirkan di Jakarta, 25 Desember 1995, aku tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemuda 19 tahun dengan segala keterbatasan. Aku tumbuh dan berkembang menjadi seorang paman berumur 19 tahun dengan segala keterbatasan. Aku tumbuh dan berkembang menjadi seorang kakak berumur 19 tahun dari 2 orang adik dengan segala keterbatasan. Aku tumbuh dan berkembang menjadi adik berumur 19 tahun dengan segala keterbatasan. Aku tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak berumur 19 tahun dengan segala keterbatasan.

Mulai mengenyam pendidikan formal dipertengahan tahun 2000, aku lulus dari berbagai jenjang pendidikan dengan segala keterbatasanku. Satu hal yang paling mengecewakan dan membuatku marah pada diriku sendiri ditahun ke-19 ini adalah karena aku tidak bisa melanjutkan proses pendidikan tinggiku untuk sementara waktu. Aku terhambat untuk mampu mewujudkan keinginanku sendiri.

19 Tahun, aku mulai terjerat pada jeratan yang aku buat sendiri. Semua yang kulakukan selama ini yang kumaksudkan untuk diriku ternyata harus mengorbankan diriku sendiri.

19 Tahun, aku mulai sadar dan mengerti bahwa akulah yang menentukan diriku. Aku mulai sadar dan mengerti bahwa aku adalah aku. Aku mulai sadar dan mengerti bahwa inilah aku.

19 Tahun, aku mulai mencoba menunjukkan diriku pada alam semesta. Aku mulai mencoba menunjukkan diriku pada orang lain. Aku mulai mencoba menunjukkan diriku pada keluargaku. Aku mulai mencoba menunjukkan diriku pada diriku sendiri.

19 Tahun, aku terbuka untuk membiarkan apa pun yang akan aku kaji, baik itu benda, perasaaan, pikiran, atau bahkan eksistensi manusia itu sendiri untuk menampakkan dirinya padaku.

19 Tahun. Maafkan aku, Bapak, Ibu, Aa’, Sisi, Ija, dan semua orang-orang disekitarku. Tetaplah jadi yang terbaik dan tetaplah baik kepadaku walaupun aku tak mampu menjadi yang terbaik dan baik kepada kalian. Setidaknya kalian menyelamatkan surga kalian sendiri jika kelak aku tak mampu memberikan surga untuk kalian.

Senin, 10 November 2014

Ekstrakulikuler, Riwayatmu Kini ..

Ekstrakulikuler, Riwayatmu Kini ..



Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan, baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Mereka mempunyai emosi yang tidak stabil. Golongan ini senantiasa mempunyai perasaan ingin mencoba dan senantiasa ‘bermasalah’.

Banyak perilaku remaja yang saat ini menyimpang kedalam hal-hal negatif. Khususnya di fase SMA/SMK seperti tawuran antar pelajar, seks bebas, dan narkoba.

Menyikapi penyimpangan tersebut sekaligus sebagai upaya meminimalisir, dibuatlah kegiatan Ekstrakulikuler atau yang akrab disapa ‘eskul’. Eskul sebagai media/sarana coba mengarahkan kegiatan para remaja/pelajar ke arah yang positif. Tujuannya untuk mengapresiasikan kreasi atau bakat para remaja ke dalam hal-hal yang positif. Sehingga dengan kegiatan yang positif ini setidaknya dapat meminimalisir hal-hal negatif sekaligus mengarahkan kegiatan remaja ke arah yang positif. Eskul juga mempunyai fungsi sebagai penyalur energi berlebih remaja/pelajar.

Permasalahannya terletak pada tingkat pengetahuan dan kesadaran para orang tua, guru, dan sekolah akan hal ini. Ruang para pelajar dibatasi bahkan cenderung ditiadakan dengan alasan bahwa eskul terlalu memakan banyak waktu para pelajar yang tugas utamanya adalah belajar. Mereka terlalu berkonsentrasi pada hal yang bersifat akademik sehingga eskul dipandang sebelah mata.

Tanpa mereka sadari, mereka secara tidak langsung membentuk dan mengarahkan para remaja/pelajar untuk menyalurkan energi berlebihnya kearah yang tidak jelas. Mereka pun luput untuk menyadari bahwa para remaja/pelajar mempunyai kecenderungan (passion) mereka masing-masing yang terkadang bertolak belakang dengan keinginan para remaja/pelajar. Ada yang passionnya di bidang seni (Teater, musik, gambar, tari), ada yang olahraga, ada yang PMR, Silat, Karate, Paskibra, Pramuka, Dll. Sekali lagi saya tekankan kegelisahan saya; mereka terlalu berkonsentrasi pada bidang akademik.

Saya belum pernah memang menjadi Orang tua, Guru, atau Pejabat Sekolah, tapi saya mengerti, menganalisa, membaca, meriset, dan mempelajari bagaimana menjadi orang tua, guru, atau pejabat sekolah yang baik. Yang nantinya bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik. Yang kemudian akan melakukan hal-hal yang baik.

Tulisan ini saya buat dengan penuh rasa hormat dan kesadaran yang sesadar-sadarnya untu para Orang tua, Guru, dan Sekolah yang amat saya cintai dan saya banggakan. Besar harapan saya bahwa tulisan saya ini mampu menjadi penambah pengetahuan dan kesadaran kita.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bpk. Sadeli dan Ibu Salbiah, orang tua saya tercinta yang sudah memberikan kepercayaan dan ruang kepada saya untuk menjadi apa yang saya inginkan, bukan memaksa saya menjadi apa yang kalian inginkan.

Siapapun yang membaca tulisan ini, tolong tunjukan tulisan ini kepada orang tua, guru, dan sekolah kalian.

Best Regards’
Arsha Dwi Sulistio
08983595054
BB : 513B02C5
FB : Arsha Dwi Sulistio
Twitter : arshaDS_