Rabu, 15 Oktober 2014

BROADCAST SMKN 42 DAN TEATER BIRU 42, KORBAN UJI COBA SISTEM DAN KORBAN KRISIS EKSISTENSI

SMKN 42 Jakarta, salah satu SMK terbaik di Jakarta berdasarkan hasil NILAI UN ini dulunya bernama SMEA 24 yang termasuk dalam kategori SMK ‘Bisnis dan Manajemen’. Sekolah ini mempunyai Tiga jurusan utama yakni, Akutansi, Sekretaris (Kini Adm. Perkantoran), dan Penjualan (kini Pemasaran). Di awal tahun akademik 2006/2007, mulai dibuka jurusan Penyiaran atau Broadcasting dengan persiapan ‘seadanya’. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga semakin pesatnya laju perkembangan dunia media, menjadi latar belakang dibukanya jurusan Broadcasting sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tenaga professional dibidang tersebut. Sayangnya, latar belakang yang cukup kuat ini tidak diimbangi oleh persiapan yang kuat untuk menunjang Jurusan Broadcasting di tingkat SMK. Bahkan ditingkat Universitas pun, materi dan tenaga pengajar yang ada terkesan pas-pasan bahkan cenderung kurang kuat.

Siswa Broadcast Bersama Salah Satu Guru
Dibukanya Jurusan Broadcasting di SMKN 42 ternyata mendapat respon yang baik dari calon siswa yang akan melanjutkan pendidikannya dari SMP ke SMK. Rata-rata kurang lebih ada sekitar 30 murid yang masuk jurusan tersebut disetiap tahunnya. Total sudah ada 9 generasi yang menjadi bagian dan menjadi korban dari Jurusan ‘coba-coba’ ini. Baik yang sudah lulus maupun yang masih aktif sebagai siswa. Tidak adanya output (tempat kerja) yang tersedia untuk menampung lulusan Jurusan ini menjadi salah satu akibat yang diterima oleh si korban (siswa) yang telah menyelesaikan pendidikannya

Lalu apa hubungannya dengan TEATER BIRU 42 dan KRISIS EKSISTENSI? SMKN 42 Jakarta punya sebuah kegiatan Ekstrakulikuler yang fokusnya pada dunia seni, TEATER BIRU 42 namanya. Eskul ini sudah ada 6 tahun lebih awal dari Jurusan Broadcasting. Pada awal berdiri, anggotanya didominasi oleh murid jurusan Akutansi dan Penjualan. Setelah dibukanya Jurusan Broadcast, dominasi anggota dari jurusan lain kalah dari jurusan Broadcast karena memang ilmu yang didapat di TEATER BIRU 42 sangat dibutuhkan oleh para murid Jurusan Broadcast.

Ditahun akademik 2015/2016, kabarnya Jurusan Broadcast ditutup dan diganti menjadi Jurusan Multimedia. Artinya, generasi ke-9 menjadi generasi yang terakhir dari perjalan panjang uji coba Jurusan Broadcasting di SMKN 42 yang telah memakan banyak korban.

Teater Biru 42 "FTB 2012"
Menariknya, kabar ditutupnya jurusan ini diikuti dengan kabar ditutupnya TEATER BIRU 42, dimana mayoritas anggotanya adalah murid Jurusan Broadcasting. Apakah uji coba sistem tersebut sudah terbukti gagal? Atau SMKN 42 dengan sengaja menutup Jurusan ini karna sudah mulai menyerah untuk menyiapkan materi dan tenaga pengajar yang kompeten?

Lalu kenapa TEATER BIRU 42 ditutup dengan alasan bahwa siswa menjadi lebih patuh kepada pelatihnya dibanding gurunya?

Semua alasan tersebut menguatkan kecurigaan saya bahwa murid Jurusan Broadcasting menjadi liar karna kecerdasan dan wawasannya yang semakin luas berkat TEATER BIRU 42 sehingga SMKN 42 mulai kewalahan untuk mengakomodir kemampuan tersebut. Atau karena guru-guru di SMKN 42 tidak mau kehilangan eksistensinya sebagai guru yang punya pola pikir bahwa ‘guru adalah dewa yang selalu benar, dan murid adalah kerbau’?

Broadcast Generasi IV SMKN 42
Tulisan ini hanya spekulasi saya sebagai korban dan sebagai anggota TEATER BIRU 42 yang mudah-mudah mampu membuat kita sadar bahwa kita memang dibentuk untuk tidak boleh pintar, untuk tidak boleh cerdas, untuk tidak boleh kritis. Lalu dari sisi manakah keberhasilan seorang guru terhadap muridnya bisa diukur? Kalau bukan dari kepandaian dan kecerdasan? Atau keberhasilan seorang guru bisa diakui setelah melihat muridnya punya uang banyak? Hidup mewah?.

Tapi dibalik ini semua ada hikmah yang bisa kita dapat. Tidak akan ada lagi murid yang menjadi korban. Berbahagialah anggota TEATER BIRU (tidak lagi dengan nama 42), karna kita diberi nikmat untuk menjadi pandai, menjadi cerdas, dan menjadi kritis walau kini tidak semudah dulu. Berbahagialah murid yang sempat berteater. Berbahagialah yang berhasil menjadi Broadcaster. Berbahagialah yang hampir jadi Broadcaster. Dan berbahagialah yang gagal menjadi Broadcaster. Berbahagialah ..



Arsha D. Sulistio
Broadcast Generasi 4 (2012)
Anggota Teater Biru (dulu 42)