SMKN 42 Jakarta, salah satu SMK
terbaik di Jakarta berdasarkan hasil NILAI UN ini dulunya bernama SMEA 24 yang
termasuk dalam kategori SMK ‘Bisnis dan Manajemen’. Sekolah ini mempunyai Tiga
jurusan utama yakni, Akutansi, Sekretaris (Kini Adm. Perkantoran), dan
Penjualan (kini Pemasaran). Di awal tahun akademik 2006/2007, mulai dibuka
jurusan Penyiaran atau Broadcasting dengan persiapan ‘seadanya’. Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi juga semakin pesatnya laju perkembangan
dunia media, menjadi latar belakang dibukanya jurusan Broadcasting sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan tenaga professional dibidang tersebut.
Sayangnya, latar belakang yang cukup kuat ini tidak diimbangi oleh persiapan
yang kuat untuk menunjang Jurusan Broadcasting di tingkat SMK. Bahkan ditingkat
Universitas pun, materi dan tenaga pengajar yang ada terkesan pas-pasan bahkan
cenderung kurang kuat.
![]() |
Siswa Broadcast Bersama Salah Satu Guru |
Dibukanya Jurusan Broadcasting di
SMKN 42 ternyata mendapat respon yang baik dari calon siswa yang akan
melanjutkan pendidikannya dari SMP ke SMK. Rata-rata kurang lebih ada sekitar
30 murid yang masuk jurusan tersebut disetiap tahunnya. Total sudah ada 9
generasi yang menjadi bagian dan menjadi korban dari Jurusan ‘coba-coba’ ini.
Baik yang sudah lulus maupun yang masih aktif sebagai siswa. Tidak adanya
output (tempat kerja) yang tersedia untuk menampung lulusan Jurusan ini menjadi
salah satu akibat yang diterima oleh si korban (siswa) yang telah menyelesaikan
pendidikannya
Lalu apa hubungannya dengan TEATER
BIRU 42 dan KRISIS EKSISTENSI? SMKN 42 Jakarta punya sebuah kegiatan
Ekstrakulikuler yang fokusnya pada dunia seni, TEATER BIRU 42 namanya. Eskul
ini sudah ada 6 tahun lebih awal dari Jurusan Broadcasting. Pada awal berdiri,
anggotanya didominasi oleh murid jurusan Akutansi dan Penjualan. Setelah
dibukanya Jurusan Broadcast, dominasi anggota dari jurusan lain kalah dari
jurusan Broadcast karena memang ilmu yang didapat di TEATER BIRU 42 sangat
dibutuhkan oleh para murid Jurusan Broadcast.
Ditahun akademik 2015/2016, kabarnya
Jurusan Broadcast ditutup dan diganti menjadi Jurusan Multimedia. Artinya,
generasi ke-9 menjadi generasi yang terakhir dari perjalan panjang uji coba
Jurusan Broadcasting di SMKN 42 yang telah memakan banyak korban.
![]() |
Teater Biru 42 "FTB 2012" |
Menariknya, kabar ditutupnya
jurusan ini diikuti dengan kabar ditutupnya TEATER BIRU 42, dimana mayoritas
anggotanya adalah murid Jurusan Broadcasting. Apakah uji coba sistem tersebut
sudah terbukti gagal? Atau SMKN 42 dengan sengaja menutup Jurusan ini karna
sudah mulai menyerah untuk menyiapkan materi dan tenaga pengajar yang kompeten?
Lalu kenapa TEATER BIRU 42 ditutup
dengan alasan bahwa siswa menjadi lebih patuh kepada pelatihnya dibanding
gurunya?
Semua alasan tersebut menguatkan
kecurigaan saya bahwa murid Jurusan Broadcasting menjadi liar karna kecerdasan
dan wawasannya yang semakin luas berkat TEATER BIRU 42 sehingga SMKN 42 mulai
kewalahan untuk mengakomodir kemampuan tersebut. Atau karena guru-guru di SMKN
42 tidak mau kehilangan eksistensinya sebagai guru yang punya pola pikir bahwa
‘guru adalah dewa yang selalu benar, dan murid adalah kerbau’?
![]() |
Broadcast Generasi IV SMKN 42 |
Tulisan ini hanya spekulasi saya
sebagai korban dan sebagai anggota TEATER BIRU 42 yang mudah-mudah mampu membuat
kita sadar bahwa kita memang dibentuk untuk tidak boleh pintar, untuk tidak
boleh cerdas, untuk tidak boleh kritis. Lalu dari sisi manakah keberhasilan
seorang guru terhadap muridnya bisa diukur? Kalau bukan dari kepandaian dan
kecerdasan? Atau keberhasilan seorang guru bisa diakui setelah melihat muridnya
punya uang banyak? Hidup mewah?.
Tapi dibalik ini semua ada hikmah
yang bisa kita dapat. Tidak akan ada lagi murid yang menjadi korban.
Berbahagialah anggota TEATER BIRU (tidak lagi dengan nama 42), karna kita
diberi nikmat untuk menjadi pandai, menjadi cerdas, dan menjadi kritis walau
kini tidak semudah dulu. Berbahagialah murid yang sempat berteater. Berbahagialah
yang berhasil menjadi Broadcaster. Berbahagialah yang hampir jadi Broadcaster.
Dan berbahagialah yang gagal menjadi Broadcaster. Berbahagialah ..
Arsha
D. Sulistio
Broadcast
Generasi 4 (2012)
Anggota
Teater Biru (dulu 42)